Ruqyah Yang Sederhana
Ruqyah adalah do’a.
Do’a adalah senjata bagi setiap orang mukmin.
Untuk menjadikan senjata kita itu ampuh, maka harus memenuhi syarat-syarat terkabulnya do'a,
di antaranya:
Do’a adalah senjata bagi setiap orang mukmin.
Untuk menjadikan senjata kita itu ampuh, maka harus memenuhi syarat-syarat terkabulnya do'a,
di antaranya:
- Mentauhidkan Allah dan meningalkan syirik
- Meninggalkan dosa dan maksiyat
- Menggunakan harta yang halal dan berlepas diri dari menggunakan/memakan harta yg haram.
- Meruqyah/berdo’a dgn keyakinan hati bahwa Allah-lah penyebab kesembuhan, bukan kita (peruqyah)nya.
- Teruslah berprasangka baik terhadap Allah, jangan mau kalah sama syetannya meski dia ngancam2.
Adapun bacaan ruqyah yang termudah: Alfatihah, Ayatul Kursiy, dua ayat terakhir Al-Baqarah, Al-Muawwidaatain (an-naas, al-falaq,dan ditambah al-ikhlas), dari hadits:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ الَّتِيْ لاَ يُجَاوِزُهُنَّ بِرٌّ وَلاَ فَاجِرٌ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ، وَبَرَأَ وَذَرَأَ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَعْرُجُ فِيْهَا، وَمِنْ شَرِّ مَا ذَرَأَ فِي اْلأَرْضِ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا، وَمِنْ شَرِّ فِتَنِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، وَمِنْ شَرِّ كُلِّ طَارِقٍ إِلاَّ طَارِقًا يَطْرُقُ بِخَيْرٍ يَا رَحْمَانُ
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, yang tidak akan diterobos oleh orang baik dan orang durhaka, dari kejahatan apa yang diciptakan dan dijadikanNya, dari kejahatan apa yang turun dari langit dan yang naik ke dalamnya, dari kejahatan yang tumbuh di bumi dan yang keluar daripadanya, dari kejahatan fitnah-fitnah malam dan siang, serta dari kejahatan-kejahatan yang datang (di waktu malam) kecuali dengan tujuan baik, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih.”
(HR. Ahmad 3/419 dengan sanad yang shahih).
(HR. Ahmad 3/419 dengan sanad yang shahih).
Cara meruqyah:
Jika sesama jenis atau mahrom, membacanya sambil menyentuh tubuh/kepala sipenderita, akan tetapi jika bukan mahrom cukup dibacakan didepannya saja.
Dalam bab 3 kitab tauhid tercantum hadits berikut:
Dalam bab 3 kitab tauhid tercantum hadits berikut:
“Telah diperlihatkan kepadaku beberapa umat, lalu aku melihat seorang Nabi, bersamanya sekelompok orang, dan seorang Nabi, bersamanya satu dan dua orang saja, dan Nabi yang lain lagi tanpa ada seorangpun yang menyertainya, tiba tiba diperlihatkan kepadaku sekelompok orang yang banyak jumlahnya, aku mengira bahwa mereka itu umatku, tetapi dikatakan kepadaku : bahwa mereka itu adalah Musa dan kaumnya, tiba tiba aku melihat lagi sekelompok orang yang lain yang jumlahnya sangat besar, maka dikatakan kepadaku : mereka itu adalah umatmu, dan bersama mereka ada 70.000 (tujuh puluh ribu) orang yang masuk sorga tanpa hisab dan tanpa disiksa lebih dahulu, kemudian beliau bangkit dan masuk ke dalam rumahnya, maka orang orang pun memperbincangkan tentang siapakah mereka itu ?, ada diantara mereka yang berkata : barangkali mereka itu orang orang yang telah menyertai Nabi dalam hidupnya, dan ada lagi yang berkata : barang kali mereka itu orang orang yang dilahirkan dalam lingkungan Islam hingga tidak pernah menyekutukan Allah dengan sesuatupun, dan yang lainnya menyebutkan yang lain pula.
Kemudian Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam keluar dan merekapun memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Maka beliau bersabda : “Mereka itu adalah orang-orang yang tidak pernah minta ruqyah, tidak melakukan tathoyyur dan tidak pernah meminta lukanya ditempeli besi yang dipanaskan, dan mereka pun bertawakkal kepada tuhan mereka, kemudian Ukasyah bin Muhshon berdiri dan berkata : mohonkanlah kepada Allah agar aku termasuk golongan mereka, kemudian Rasul bersabda : “ya, engkau termasuk golongan mereka”, kemudian seseorang yang lain berdiri juga dan berkata : mohonkanlah kepada Allah agar aku juga termasuk golongan mereka, Rasul menjawab : “Kamu sudah kedahuluan Ukasyah”
(HR. Bukhori & Muslim)
Kemudian Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam keluar dan merekapun memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Maka beliau bersabda : “Mereka itu adalah orang-orang yang tidak pernah minta ruqyah, tidak melakukan tathoyyur dan tidak pernah meminta lukanya ditempeli besi yang dipanaskan, dan mereka pun bertawakkal kepada tuhan mereka, kemudian Ukasyah bin Muhshon berdiri dan berkata : mohonkanlah kepada Allah agar aku termasuk golongan mereka, kemudian Rasul bersabda : “ya, engkau termasuk golongan mereka”, kemudian seseorang yang lain berdiri juga dan berkata : mohonkanlah kepada Allah agar aku juga termasuk golongan mereka, Rasul menjawab : “Kamu sudah kedahuluan Ukasyah”
(HR. Bukhori & Muslim)
Bila dilihat pada hadits tersebut, terdapat ucapan:
"bagi orang yang masuk surga tanpa hisab adalah salah satunya: “…orang-orang yang tidak pernah minta ruqyah…”
"bagi orang yang masuk surga tanpa hisab adalah salah satunya: “…orang-orang yang tidak pernah minta ruqyah…”
Dari sini keluar hukum: sebaiknya jika tidak sangat urgent sekali, lebih baik meruqyah diri sendiri/dengan kesadaran peruqyah sendiri tanpa meminta diruqyah…karena akan menjadikan kita melepas kesempatan untuk masuk surga tanpa hisab..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.