Cari Blog

Jumat, 30 September 2011

Silaturahmi Dan Adab Sopan Santun

1. Berbakti terhadap kedua orang tua lebih utama daripada jihad.

  • Berbuat baik kepada ibu dan bapak.
Seseorang datang menghadap Rasulullah Saw dan bertanya:
"Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku pergauli dengan baik?" 
Rasulullah Saw menjawab: "Ibumu".
Dia bertanya lagi: "Kemudian siapa?"
Rasulullah Saw menjawab: "Kemudian ibumu". 
Dia bertanya lagi: "Kemudian siapa?" 
Rasulullah Saw menjawab: "Kemudian ibumu".
Dia bertanya lagi: "Kemudian siapa?" 
Rasulullah Saw menjawab lagi: "Kemudian ayahmu". 
(Shahih Muslim No.4621, dari Abu Hurairah ra)
  • Berbakti kepada orang tua lebih utama daripada berjihad.
    Seseorang datang menghadap Nabi Muhammad Saw untuk memohon izin ikut berperang. Nabi Muhammad Saw bertanya: "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?" 
    Orang itu menjawab: "Ya". 
    Beliau bersabda: "Maka kepada keduanyalah kamu berperang (dengan berbakti kepada mereka)".
    (Shahih Muslim No.4623, dari Abdullah bin Umar ra)

2. Berbakti kepada kedua orang tua lebih utama daripada shalat sunat.
  • Seorang yang bernama Juraij sedang salat di sebuah tempat peribadatan, lalu datanglah ibunya. 
    Ibunya berkata: "Hai Juraij, aku ibumu, bicaralah denganku !" 
    Kebetulan perempuan itu mendapati anaknya sedang melaksanakan salat. Saat itu Juraij berkata kepada diri sendiri di tengah keraguan: "Ya Tuhan! Ibuku ataukah salatku ?". 
    Kemudian Juraij memilih meneruskan salatnya. Maka pulanglah perempuan tersebut. Tidak berapa lama perempuan itu kembali lagi untuk yang kedua kali. 
    Ia memanggil: "Hai Juraij, aku ibumu, bicaralah denganku !" 
    Kembali Juraij bertanya kepada dirinya sendiri: "Ya Tuhan! Ibuku atau salatku ?". 
    Lagi-lagi dia lebih memilih meneruskan salatnya. Karena kecewa, akhirnya perempuan itu berkata: "Ya Tuhan! Sesungguhnya Juraij ini adalah anakku, aku sudah memanggilnya berulang kali, namun ternyata dia enggan menjawabku. Ya Tuhan! Janganlah engkau mematikan dia sebelum Engkau perlihatkan kepadanya perempuan-perempuan pelacur". 
    Dia (Abu Hurairah ra) berkata: "Seandainya wanita itu memohon bencana fitnah atas diri Juraij niscaya ia akan mendapat fitnah". 
    Suatu hari seorang penggembala kambing berteduh di tempat peribadatan Juraij. Tiba-tiba muncullah seorang perempuan dari sebuah desa kemudian berzinalah penggembala kambing itu dengannya, sehingga hamil dan melahirkan seorang anak lelaki. Ketika ditanya oleh orang-orang: "Anak dari siapakah ini?" 
    Perempuan itu menjawab: "Anak penghuni tempat peribadatan ini"
    Orang-orang lalu berbondong-bondong mendatangi Juraij. Mereka membawa kapak dan linggis. Mereka berteriak-teriak memanggil Juraij dan kebetulan mereka menemukan Juraij di tengah salat. Tentu saja Juraij tidak menjawab panggilan mereka. Akhirnya mulailah mereka merobohkan tempat ibadahnya. Melihat hal itu Juraij keluar menemui mereka. 
    Mereka bertanya kepada Juraij: "Tanyakan kepada perempuan ini!" 
    Juraij tersenyum kemudian mengusap kepala anak tersebut dan bertanya: "Siapakah bapakmu?"
    Anak itu tiba-tiba menjawab: "Bapakku adalah si penggembala kambing". 
    Mendengar jawaban anak bayi tersebut, mereka segera berkata: "Kami akan membangun kembali tempat ibadahmu yang telah kami robohkan ini dengan emas dan perak". 
    Juraij berkata: "Tidak usah. Buatlah seperti semula dari tanah". 
    Kemudian Juraij meninggalkannya. 
    (Shahih Muslim No.4625, dari Abu Hurairah ra)


    Kata Humaid: Abu Rafi` pernah menerangkan kepadaku bagaimana Abu Hurairah ra. menirukan gaya ibu Juraij memanggil anaknya itu, sebagaimana yang dia dapatkan dari Rasulullah saw. yaitu dengan meletakkan tapak tangan di atas alis matanya dan mengangkat kepala ke arah Juraij untuk menyapa.
3. Silaturahmi (menyambung tali kekeluargaan) dan haram memutuskannya.
  • Riwayat dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: 
    "Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk sehingga setelah selesai menciptakan mereka, bangkitlah rahim (hubungan kekeluargaan) berkata: "Ini adalah tempat bagi orang berlindung (kepada-Mu) dengan tidak memutuskan tali silaturahmi". 
    Allah menjawab: "Ya. Apakah kamu senang kalau Aku menyambung orang yang menyambungmu, dan memutuskan orang yang memutuskanmu?" 
    Ia berkata: "Tentu saja".
    Allah berfirman: "Itulah milikmu." 
    Kemudian Rasulullah saw. bersabda: "Bacalah ayat berikut ini kalau kalian mau: "Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan telinganya dan dibutakan matanya. Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-quran ataukah hati mereka terkunci ?" 
    (Shahih Muslim No.4634)

  • Riwayat dari Aisyah ra: Rasulullah saw. bersabda: 
    "Rahim (tali persaudaraan) itu digantungkan pada arsy, ia berkata: "Barang siapa yang menyambungku (berbuat baik kepada kerabat), maka Allah akan menyambungnya dan barang siapa yang memutuskan aku, maka Allah pun akan memutuskannya. (Shahih Muslim No.4635)

  • Riwayat dariJubair bin Muth`im ra, Nabi saw bersabda: 
    "Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan". 
    (Shahih Muslim No.4636)

  • Riwayat dari Anas bin Malik ra, aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa yang merasa senang bila dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung hubungan kekeluargaan (silaturahmi)". (Shahih Muslim No.4638)
4. Diharamkan:  mendiamkan (tidak menyapa) saudaranya lebih dari tiga hari .
  • Riwayat dari Anas bin Malik ra, Rasulullah saw bersabda: 
    "Janganlah kamu saling membenci, saling mendengki dan saling bermusuhan, tetapi jadilah kamu hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal seorang muslim mendiamkan (tidak menyapa) saudaranya lebih dari tiga hari". 
    (Shahih Muslim No.4641)
  • Riwayat dari Abu Ayyub Al-Anshari ra, sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: 
    "Tidak halal seorang muslim mendiamkan (tidak mau menyapa) saudaranya lebih dari tiga malam di mana keduanya bertemu lalu yang ini berpaling dan yang itu berpaling. Yang terbaik di antara keduanya ialah orang yang memulai mengucapkan salam". (Shahih Muslim No.4643)
5. Jadilah hamba Allah yang bersaudara. 
  • Riwayat dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw. bersabda:
    "Hindarilah oleh kamu sekalian berburuk sangka karena buruk sangka adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah kamu sekalian saling memata-matai yang lain, janganlah saling mencari-cari aib yang lain, janganlah kamu saling bersaing (kemegahan dunia), janganlah kamu saling mendengki dan janganlah kamu saling membenci dan janganlah kamu saling bermusuhan tetapi jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara". 
    (Shahih Muslim No.4646)
6. Pahala yang diterima seorang mukmin dari penyakit, kesedihan dan lainnya bahkan dari duri yang menusuknya
  • Riwayat dari Aisyah ra., ia berkata:
    Aku tidak pernah melihat seorang pun yang paling banyak menanggung penderitaan daripada Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.4662)

  • Riwayat dari Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
    Aku masuk menemui Rasulullah saw. ketika beliau sedang menderita penyakit demam lalu aku mengusap beliau dengan tanganku dan berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya engkau benar-benar terjangkit demam yang sangat parah. Rasulullah saw. bersabda: Ya, sesungguhnya aku juga mengidap demam seperti yang dialami oleh dua orang di antara kamu. Aku berkata: Itu, karena engkau memperoleh dua pahala. Rasulullah saw. bersabda: Benar. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada seorang muslim pun yang tertimpa suatu penyakit dan lainnya kecuali Allah akan menghapus dengan penyakit tersebut kesalahan-kesalahannya seperti sebatang pohon yang merontokkan daunnya. (Shahih Muslim No.4663)

  • Riwayat dari Aisyah ra., ia berkata:
    Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada seorang muslim pun yang tertusuk duri atau tertimpa bencana yang lebih besar dari itu kecuali akan tercatat baginya dengan bencana itu satu peningkatan derajat serta akan dihapuskan dari dirinya satu dosa kesalahan. (Shahih Muslim No.4664)

  • Riwayat dari Abu Said Al-Khudri ra.:
    Bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada satu kepedihan pun atau keletihan atau penyakit atau kesedihan sampai perasaan keluh-kesah yang menimpa seorang muslim kecuali akan dihapuskan dengan penderitaannya itu sebagian dari dosa kesalahannya. (Shahih Muslim No.4670)

  • Riwayat dari Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Ketika turun ayat: Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu, kaum muslimin merasa sangat sedih sekali, lalu Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kamu sekalian terlalu bersedih dan tetaplah berbuat kebaikan karena dalam setiap musibah yang menimpa seorang muslim terdapat penghapusan dosa bahkan dalam bencana kecil yang menimpanya atau karena sebuah duri yang menusuknya. (Shahih Muslim No.4671)

  • Riwayat dari Ibnu Abbas ra.:
    Dari Atha bin Abu Rabah ia berkata: Ibnu Abbas ra. pernah berkata kepadaku: Maukah kamu aku perlihatkan seorang wanita penghuni surga? Aku menjawab: Mau. Ia berkata: Wanita berkulit hitam ini pernah mendatangi Nabi saw. dan berkata: Sesungguhnya aku menderita penyakit ayan dan auratku terbuka, maka mohonlah kepada Allah demi kesembuhanku. Nabi saw. bersabda: Kalau kamu mau bersabar, maka bagimu adalah surga. Dan kalau kamu mau sembuh, maka aku akan memohonkan kepada Allah semoga Dia menyembuhkan penyakitmu. Wanita itu berkata: Baiklah aku akan bersabar. Wanita itu berkata lagi: Sesungguhnya auratku selalu terbuka, maka mohonkanlah kepada Allah agar aku tidak terbuka aurat. Lalu Rasulullah berdoa untuknya. (Shahih Muslim No.4673)
8. Haram berbuat zalim
  • Riwayat dari Ibnu Umar ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya kezaliman itu akan mendatangkan kegelapan-kegelapan pada hari kiamat kelak. (Shahih Muslim No.4676)

  • Riwayat dari Ibnu Umar ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seorang muslim itu adalah saudara muslim lainnya, dia tidak boleh menzaliminya dan menghinakannya. Barang siapa yang membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan memenuhi keperluannya. Barang siapa yang melapangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah akan melapangkan satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan hari kiamat nanti. Dan barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.4677)

  • Riwayat dari Abu Musa ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung akan mengulur-ulur waktu bagi orang yang zalim. Tetapi ketika Allah akan menyiksanya, maka Dia tidak akan melepaskannya. Kemudian beliau membaca firman Allah: Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras. (Shahih Muslim No.4680)
9. Menolong saudara muslim yang zalim dan yang dizalimi
  • Riwayat dari Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
    Dua orang pemuda, yang satu dari golongan Muhajirin dan yang lain dari kaum Ansar, saling berbaku-hantam. Seorang dari kaum Muhajirin berteriak: Wahai kaum Muhajirin! Dan seorang dari Ansar juga berteriak: Wahai orang-orang Ansar! Kemudian keluarlah Rasulullah saw. dan berkata: Ada apa ini? Kenapa harus berteriak dengan seruan jahiliah? Mereka menjawab: Tidak ada apa-apa wahai Rasulullah! Kecuali ada dua pemuda yang berkelahi sehingga seorang dari keduanya memukul tengkuk yang lain. Rasulullah saw. bersabda: Kalau demikian, tidak apa-apa! Tapi hendaklah seseorang itu menolong saudaranya yang lain baik yang zalim maupun yang dizalimi. Kalau ia berbuat kezaliman hendaklah dicegah karena begitulah cara memberikan pertolongan kepadanya dan apabila dizalimi maka hendaklah ia membelanya. (Shahih Muslim No.4681)
10. Saling kasih, saling menyayang dan saling membantu di antara orang-orang mukmin
  • Riwayat dari Abu Musa ra. dia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan di mana bagiannya saling menguatkan bagian yang lain. (Shahih Muslim No.4684)

  • Riwayat dari Nukman bin Basyir ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang dan saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam. (Shahih Muslim No.4685)
11. Membujuk orang yang ditakuti kejahatannya
  • Riwayat dari Aisyah ra.:
    Bahwa seorang lelaki minta izin menemui Nabi saw. lalu beliau berkata: Persilakanlah dia masuk! Karena dia itu adalah anak paling buruk sebuah keluarga atau lelaki paling buruk pada sebuah keluarga. Ketika lelaki itu masuk, Nabi saw. melembutkan perkataan kepadanya. Aisyah lalu mengatakan: Wahai Rasulullah! Engkau telah mengatakan tentangnya apa yang telah engkau katakan tetapi kemudian engkau melembutkan perkataan kepadanya? Beliau bersabda: Wahai Aisyah! Sesungguhnya orang yang kedudukannya paling buruk di sisi Allah pada hari kiamat kelak ialah orang yang dijauhi atau ditinggalkan orang lain karena mereka takut akan kejahatannya. (Shahih Muslim No.4693)
12. Keutamaan bersikap lembut
  • Riwayat dari Aisyah ra. istri Nabi saw.:
    Rasulullah saw. bersabda: Wahai Aisyah! Sesungguhnya Allah itu Maha Lembut yang menyukai kelembutan. Allah akan memberikan kepada orang yang bersikap lembut sesuatu yang tidak diberikan kepada orang yang bersikap keras dan kepada yang lainnya. (Shahih Muslim No.4697)
13. Barang siapa yang dikutuk atau dicaci-maki atau didoakan jelek oleh Nabi saw. sedang sebenarnya dia tidak layak diperlakukan seperti itu, maka itu adalah suatu zakat atau pahala serta rahmat
  • Riwayat dari Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Ya Allah! Sesungguhnya aku hanyalah manusia biasa, maka siapa dari kaum muslimin yang aku caci atau aku laknat atau aku pukul, maka jadikanlah itu sebagai zakat dan rahmat baginya. (Shahih Muslim No.4706)
14. Pengharaman dusta dan dusta yang mubah
  • Riwayat dari Ummu Kaltsum binti Uqbah ra.:
    Bahwa ia pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Bukanlah termasuk pendusta orang yang berdusta untuk mendamaikan antara manusia. Dia berkata yang baik dan menyampaikan yang baik pula. (Shahih Muslim No.4717)
15. Haram mengadu-domba di antara manusia
  • Riwayat dari Abdullah bin Masud ra.:
    Sesungguhnya Muhammad saw. pernah bersabda: Maukah kamu sekalian aku beritahukan tentang apa itu adhhu? Adhhu adalah perkataan adu-domba yang selalu diucapkan di antara orang banyak. Dan sesungguhnya Muhammad saw. juga pernah bersabda: Sesungguhnya seseorang selalu berkata jujur sehingga dia tercatat sebagai orang jujur dan seseorang selalu berdusta sehingga dia dicatat sebagai seorang pendusta. (Shahih Muslim No.4718)
16. Keutamaan orang yang dapat menguasai dirinya ketika marah, dan cara meredahkan kemarahan
  • Riwayat dari Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Bukanlah orang kuat itu dengan menang bergulat, tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat menguasai dirinya ketika marah. (Shahih Muslim No.4723)

  • Riwayat dari Sulaiman bin Shurad ra., ia berkata:
    Dua orang pemuda saling mencaci di hadapan Rasulullah saw. lalu mulailah mata salah seorang dari mereka memerah dan urat lehernya membesar. Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya aku tahu suatu kalimat yang apabila diucapkan, maka akan hilanglah kemarahan yang didapati yaitu "Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk". Lelaki itu berkata: Apakah engkau menyangka aku orang gila?. (Shahih Muslim No.4725)
17. Larangan memukul wajah
  • Riwayat dari Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Apabila salah seorang kamu bertengkar dengan saudaranya, maka hindarilah pemukulan wajah. (Shahih Muslim No.4728)
18. Perintah bagi orang yang lewat dengan membawa senjata di mesjid atau di pasar atau di tempat-tempat umum lainnya, agar dia memegangi atau menutupi bagian yang tajam
  • Riwayat dari Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
    Seseorang berlalu di mesjid dengan membawa anak panah lalu Rasulullah saw. berkata kepadanya: Peganglah mata panahnya. (Shahih Muslim No.4736)

  • Riwayat dari Abu Musa ra.:
    Rasulullah saw. bersabda: Apabila salah seorang kamu lewat di suatu majlis atau di sebuah pasar, sedang ia membawa anak panah, hendaklah dia memegang mata panahnya itu, kemudian hendaklah dia memegang mata panahnya itu, kemudian hendaklah dia memegang mata panahnya itu. (Shahih Muslim No.4739)
19. Larangan menghunus senjata ke arah seorang muslim
  • Riwayat dari Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Abul Qasim saw. pernah bersabda: Barang siapa yang menghunuskan senjata ke arah saudaranya, maka malaikat akan terus mengutuknya sampai ia melepaskannya meskipun dia itu adalah saudara kandungnya sendiri. (Shahih Muslim No.4741)
20. Wasiat terhadap tetangga dan berbuat baik kepadanya
  • Riwayat dari Aisyah ra., ia berkata:
    Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Jibril senantiasa mewasiatkan aku tentang tetangga sampai aku menduga bahwa ia akan menjadikan tetangga sebagai ahli waris. (Shahih Muslim No.4756)

  • Riwayat dari Ibnu Umar ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Jibril senantiasa mewasiatkan kepadaku mengenai tetangga sampai aku mengira bahwa dia akan menjadikan tetangga sebagai ahli waris. (Shahih Muslim No.4757)
21. Anjuran memberikan pertolongan dalam perkara yang tidak haram
  • Riwayat dari Abu Musa ra., ia berkata:
    Apabila Rasulullah saw. didatangi seseorang untuk suatu keperluan, maka beliau menghampiri para sahabat yang sedang berkumpul dan berbincang-bincang lalu bersabda: Bantulah, niscaya kalian akan memperoleh pahala dan Allah akan memenuhi apa yang Dia suka melalui lisan nabi-Nya. (Shahih Muslim No.4761)
22. Anjuran mempergauli orang-orang saleh dan menjauhi kawan-kawan yang jahat
  • Riwayat dari Abu Musa ra.:
    Dari Nabi saw., beliau bersabda: Sesungguhnya perumpamaan berkawan dengan orang saleh dan berkawan dengan orang jahat adalah seperti seorang penjual minyak wangi (misk) dan seorang peniup dapur tukang besi. Penjual minyak wangi, dia mungkin akan memberikan kamu atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan mendapatkan aroma harum darinya. Tetapi peniup dapur tukang besi, mungkin dia akan membakar pakaianmu atau kamu akan mencium bau yang tidak sedap. (Shahih Muslim No.4762)
23. Keutamaan berbuat baik kepada anak-anak perempuan
  • Riwayat dari Aisyah ra., ia berkata:
    Seorang perempuan bersama dua orang putrinya datang kepadaku untuk meminta-minta, namun dia tidak mendapatkan sesuatu apapun dariku kecuali satu buah kurma. Lalu aku pun memberikan buah korma itu kepadanya yang segera ia ambil dan dibagikan kepada kedua orang putrinya sedangkan ia sendiri tidak memakan sedikit pun dari buah korma itu. Kemudian dia pun bangkit dan beranjak pergi bersama kedua putrinya. Lalu Rasulullah saw. datang menemuiku dan aku ceritakan kepada beliau tentang perilaku wanita tadi. Lalu beliau bersabda: Barang siapa mendapat suatu cobaan berupa anak-anak perempuan kemudian ia berbuat baik terhadap mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka. (Shahih Muslim No.4763)
24. Keutamaan orang yang ditinggal mati anaknya kemudian ia bersabar mengharapkan keridaan Allah
  • Riwayat dari Abu Hurairah ra.:
    Dari Nabi saw., beliau bersabda: Seorang muslim yang ditinggal mati oleh tiga orang anaknya tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali hanya sekedar berlalu saja (sebentar). (Shahih Muslim No.4766)

  • Riwayat dari Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
    Seorang wanita datang menemui Rasulullah saw. dan berkata: Wahai Rasulullah! Kaum lelaki dapat pergi mendengarkan hadismu, maka berikanlah kami satu hari dari waktumu agar kami mendatangimu untuk engkau ajarkan kepada kami dari ilmu yang telah Allah ajarkan kepadamu. Rasulullah saw. bersabda: Berkumpullah kamu sekalian pada hari ini dan ini! Kemudian mereka pun berkumpul pada hari itu lalu Rasulullah saw. mendatangi mereka dan mengajarkan kepada mereka apa yang telah Allah ajarkan kepada beliau. Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: Tidak seorang wanita pun dari kamu sekalian yang ditinggal mati tiga orang anaknya kecuali mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka. Lalu salah seorang wanita bertanya: Dan dua orang anak, dan dua orang anak dan dua orang anak? Rasulullah saw. menjawab: Dan dua orang anak, dan dua orang anak, dan dua orang anak. (Shahih Muslim No.4768)
25. Jika Allah membencimu maka bencilah seluruh penghuni langit dan bumi.
  • Riwayat dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw. bersabda: 
    "Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan memanggil Jibril dan berkata: "Sesungguhnya Aku mencintai si fulan maka cintailah dia!" Jibril pun mencintainya. Kemudian dia (Jibril) menyeru kepada para penghuni langit: "Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah dia!" Para penghuni langitpun mencintainya. Kemudian dia pun diterima di bumi. 
    Dan apabila Allah membenci seorang hamba, maka Dia memanggil Jibril dan berkata: "Sesungguhnya Aku membenci si fulan, maka bencilah pula dia!" Jibril pun membencinya. Kemudian dia (Jibril) menyeru para penghuni langit: "Sesungguhnya Allah membenci si fulan, maka bencilah kepadanya!" Para penghuni langit pun membencinya. Kemudian kebencianpun merambat ke bumi. 
    (Shahih Muslim No.4772)
26. Seseorang akan bersama orang yang dicintai
  • Riwayat dari Anas bin Malik ra, ia berkata:
    Ada seorang Arab badui bertanya kepada Rasulullah saw.: "Kapankah kiamat itu tiba?"
    Rasulullah saw. bersabda: "Apa yang telah kamu persiapkan untuk menghadapinya?"
    Lelaki itu menjawab: "Cinta Allah dan Rasul-Nya". 
    Rasulullah saw. bersabda: "Kamu akan bersama orang yang kamu cintai". 
    (Shahih Muslim No.4775)

  • Riwayat dari Abdullah bin Masud ra, ia berkata:
    Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw. dan berkata: "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang mencintai suatu kaum namun dia belum dapat bertemu dengan mereka?" 
    Rasulullah saw. menjawab: "Seseorang akan bersama orang yang dicintai". 
    (Shahih Muslim No.4779)

Sumber: http://hadith.al-islam.com/bayan/Tree.asp?Lang=IND

Dajjal menurut Hadis Rasulullah SAW


عَنْ قَتَادَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا وَقَدْ أَنْذَرَ أُمَّتَهُ الْأَعْوَرَ الْكَذَّابَ أَلَا إِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ وَمَكْتُوبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ
 ك ف ر
Dari Qatadah, beliau mendengar daripada Anas bin Malik bahawa Rasulullah SAW telah bersabda; "Tidak seorang nabi kecuali ia telah memperingatkan kaumnya terhadap sang pendusta yang buta sebelah mata. Ketahuilah bahwa Dajjal itu buta sebelah matanya sedangkan Tuhanmu tidak buta sebelah mata dan di antara kedua matanya tertulis "kaaf", "faa", "raa". (Hadis riwayat Muslim)



 عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدَّجَّالُ أَعْوَرُ الْعَيْنِ الْيُسْرَى جُفَالُ الشَّعَرِ مَعَهُ جَنَّةٌ وَنَارٌ فَنَارُهُ جَنَّةٌ وَجَنَّتُهُ نَارٌ
Dari Huzaifah, Rasulullah SAW telah bersabda ; 
"Dajjal itu buta mata kirinya, berambut lebat, ia membawa surga dan neraka, nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka. 
(Hadis riwayat Muslim)



عَنْ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا أُخْبِرُكُمْ عَنْ الدَّجَّالِ حَدِيثًا مَا حَدَّثَهُ نَبِيٌّ قَوْمَهُ إِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّهُ يَجِيءُ مَعَهُ مِثْلُ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ فَالَّتِي يَقُولُ إِنَّهَا الْجَنَّةُ هِيَ النَّارُ وَإِنِّي أَنْذَرْتُكُمْ بِهِ كَمَا أَنْذَرَ بِهِ نُوحٌ قَوْمَهُ
Dari Abu Salmah, beliau mendengar daripada Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW telah bersabda;
"Mahukah kamu sekiranya aku menerangkan tentang Dajjal, suatu keterangan yang belum pernah diceritakan seorang nabi kepada kaumnya? Sesungguhnya ia buta sebelah mata, ia datang dengan membawa sesuatu seperti surga dan neraka. Maka apa yang dikatakannya surga adalah neraka dan aku telah memperingatkan kalian terhadapnya sebagaimana Nabi Nuh telah memperingatkan kaumnya. (Hadis riwayat Muslim)


عَنْ صَالِحٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ قَالَحَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا حَدِيثًا طَوِيلًا عَنْ الدَّجَّالِ فَكَانَ فِيمَا حَدَّثَنَا قَالَ يَأْتِي وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْهِ أَنْ يَدْخُلَ نِقَابَ الْمَدِينَةِ فَيَنْتَهِي إِلَى بَعْضِ السِّبَاخِ الَّتِي تَلِي الْمَدِينَةَ فَيَخْرُجُ إِلَيْهِ يَوْمَئِذٍ رَجُلٌ هُوَ خَيْرُ النَّاسِ أَوْ مِنْ خَيْرِ النَّاسِ فَيَقُولُ لَهُ أَشْهَدُ أَنَّكَ الدَّجَّالُ الَّذِي حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدِيثَهُ فَيَقُولُ الدَّجَّالُ أَرَأَيْتُمْ إِنْ قَتَلْتُ هَذَا ثُمَّ أَحْيَيْتُهُ أَتَشُكُّونَ فِي الْأَمْرِ فَيَقُولُونَ لَا قَالَ فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يُحْيِيهِ فَيَقُولُ حِينَ يُحْيِيهِ وَاللَّهِ مَا كُنْتُ فِيكَ قَطُّ أَشَدَّ بَصِيرَةً مِنِّي الْآنَ قَالَ فَيُرِيدُ الدَّجَّالُ أَنْ يَقْتُلَهُ فَلَا يُسَلَّطُ عَلَيْهِ
Abu Said Al-Khudri RA, ia berkata: Suatu hari Rasulullah SAW pernah bercerita kepada kami suatu cerita panjang tentang Dajjal. Di antara yang beliau ceritakan kepada kami adalah: "Ia akan datang tetapi ia diharamkan memasuki jalan-jalan Madinah, kemudian ia tiba di tanah lapang tandus yang berada di dekat Madinah. Lalu pada hari itu keluarlah seorang lelaki yang terbaik di antara manusia atau termasuk manusia terbaik menemuinya dan berkata: "Aku bersaksi bahwa kamu adalah Dajjal yang telah diceritakan Rasulullah SAW kepada kami". Dajjal berkata: "Bagaimana pendapat kalian jika aku membunuh orang ini lalu menghidupkannya lagi, apakah kamu masih meragukan perihalku?" Mereka berkata: 'Tidak! Maka Dajjal membunuhnya lalu menghidupkannya kembali'.
Ketika telah dihidupkan, lelaki itu berkata: 'Demi Allah, aku sekarang lebih yakin tentang dirimu dari sebelumnya'.
Maka Dajjal itu hendak membunuhnya kembali, namun ia tidak kuasa melakukannya. (Hadis riwayat Muslim)


عَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ مَا سَأَلَ أَحَدٌ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الدَّجَّالِ أَكْثَرَ مِمَّا سَأَلْتُ قَالَ وَمَا يُنْصِبُكَ مِنْهُ إِنَّهُ لَا يَضُرُّكَ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُمْ يَقُولُونَ إِنَّ مَعَهُ الطَّعَامَ وَالْأَنْهَارَ قَالَ هُوَ أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ ذَلِكَ
Mughirah bin Syu`bah RA, ia berkata: "Tidak ada seorang yang bertanya kepada Nabi SAW tentang Dajjal lebih banyak dari apa yang aku tanyakan. Beliau bersabda: ''Kenapa kamu bersusah-payah menanyakan hal itu? Sesungguhnya ia tidak akan membahayakan kamu.
Aku bertanya: Wahai Rasulullah, mereka mengatakan bahwa Dajjal itu membawa makanan dan sungai? Beliau menjawab: Perkaranya lebih ringan di hadapan Allah dari itu. (Hadis riwayat Muslim)

عَنْ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ مِنْ بَلَدٍ إِلَّا سَيَطَؤُهُ الدَّجَّالُ إِلَّا مَكَّةَ وَالْمَدِينَةَ لَيْسَ لَهُ مِنْ نِقَابِهَا نَقْبٌ إِلَّا عَلَيْهِ الْمَلَائِكَةُ صَافِّينَ يَحْرُسُونَهَا ثُمَّ تَرْجُفُ الْمَدِينَةُ بِأَهْلِهَا ثَلَاثَ رَجَفَاتٍ فَيُخْرِجُ اللَّهُ كُلَّ كَافِرٍ وَمُنَافِقٍ
Dari Anas bin Malik RA dari Nabi SAW, beliau telah bersabda : ''Tidak ada satu negeripun, kecuali akan dimasuki Dajjal kecuali Makkah dan Madinah yang setiap pintu gerbangnya ada malaikat-malaikat yang berbaris menjaganya. Kemudian Madinah menggoncang penghuninya tiga kali, sehingga, Allah mengeluarkan seluruh orang kafir dan munafik." (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)


عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَخْبَرَهُ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ أَخْبَرَهُ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ انْطَلَقَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَهْطٍ قِبَلَ ابْنِ صَيَّادٍ حَتَّى وَجَدَهُ يَلْعَبُ مَعَ الصِّبْيَانِ عِنْدَ أُطُمِ بَنِي مَغَالَةَ وَقَدْ قَارَبَ ابْنُ صَيَّادٍ يَوْمَئِذٍ الْحُلُمَ فَلَمْ يَشْعُرْ حَتَّى ضَرَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ظَهْرَهُ بِيَدِهِ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِابْنِ صَيَّادٍ أَتَشْهَدُ أَنِّي رَسُولُ اللَّهِ فَنَظَرَ إِلَيْهِ ابْنُ صَيَّادٍ فَقَالَ أَشْهَدُ أَنَّكَ رَسُولُ الْأُمِّيِّينَ فَقَالَ ابْنُ صَيَّادٍ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَشْهَدُ أَنِّي رَسُولُ اللَّهِ فَرَفَضَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ آمَنْتُ بِاللَّهِ وَبِرُسُلِهِ ثُمَّ قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَاذَا تَرَى قَالَ ابْنُ صَيَّادٍ يَأْتِينِي صَادِقٌ وَكَاذِبٌ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُلِّطَ عَلَيْكَ الْأَمْرُ ثُمَّ قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي قَدْ خَبَأْتُ لَكَ خَبِيئًا فَقَالَ ابْنُ صَيَّادٍ هُوَ الدُّخُّ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اخْسَأْ فَلَنْ تَعْدُوَ قَدْرَكَ فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ ذَرْنِي يَا رَسُولَ اللَّهِ أَضْرِبْ عُنُقَهُ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنْ يَكُنْهُ فَلَنْ تُسَلَّطَ عَلَيْهِ وَإِنْ لَمْ يَكُنْهُ فَلَا خَيْرَ لَكَ فِي قَتْلِهِ وَقَالَ سَالِمُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ يَقُولُ انْطَلَقَ بَعْدَ ذَلِكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ الْأَنْصَارِيُّ إِلَى النَّخْلِ الَّتِي فِيهَا ابْنُ صَيَّادٍ حَتَّى إِذَا دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النَّخْلَ طَفِقَ يَتَّقِي بِجُذُوعِ النَّخْلِ وَهُوَ يَخْتِلُ أَنْ يَسْمَعَ مِنْ ابْنِ صَيَّادٍ شَيْئًا قَبْلَ أَنْ يَرَاهُ ابْنُ صَيَّادٍ فَرَآهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مُضْطَجِعٌ عَلَى فِرَاشٍ فِي قَطِيفَةٍ لَهُ فِيهَا زَمْزَمَةٌ فَرَأَتْ أُمُّ ابْنِ صَيَّادٍ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَتَّقِي بِجُذُوعِ النَّخْلِ فَقَالَتْ لِابْنِ صَيَّادٍ يَا صَافِ وَهُوَ اسْمُ ابْنِ صَيَّادٍ هَذَا مُحَمَّدٌ فَثَارَ ابْنُ صَيَّادٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ تَرَكَتْهُ بَيَّنَ قَالَ سَالِمٌ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النَّاسِ فَأَثْنَى عَلَى اللَّهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ ثُمَّ ذَكَرَ الدَّجَّالَ فَقَالَ إِنِّي لَأُنْذِرُكُمُوهُ مَا مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا وَقَدْ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ لَقَدْ أَنْذَرَهُ نُوحٌ قَوْمَهُ وَلَكِنْ أَقُولُ لَكُمْ فِيهِ قَوْلًا لَمْ يَقُلْهُ نَبِيٌّ لِقَوْمِهِ تَعَلَّمُوا أَنَّهُ أَعْوَرُ وَأَنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَيْسَ بِأَعْوَر
Dari Salim bin Abdullah, beliau telah diberitahu oleh Abdullah bin Umar RA:  Bahwa Umar bin Khathab pergi bersama Rasulullah SAW dalam suatu rombongan menuju tempat Ibnu Shayyad dan menjumpainya sedang bermain dengan anak-anak kecil di dekat gedung Bani Maghalah, sedangkan pada waktu itu Ibnu Shayyad sudah mendekati usia baligh. Ia tidak merasa kalau ada Nabi SAW sehingga beliau menepuk punggungnya lalu Nabi berkata kepada Ibnu Shayyad: Apakah kamu bersaksi bahwa aku ini utusan Allah? Ibnu Shayyad memandang beliau lalu berkata: Aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan orang-orang yang buta huruf. Lalu Ibnu Shayyad balik bertanya kepada Rasulullah SAW: Apakah engkau bersaksi bahwa aku utusan Allah? Beliau menolaknya dan bersabda: Aku beriman kepada Allah dan para rasul-Nya. Kemudian Rasulullah berkata kepadanya: Apa yang kamu lihat? Ibnu Shayyad berkata: Aku didatangi orang yang jujur dan pendusta. Maka Rasulullah SAW bersabda: Perkara ini telah menjadi kabur bagimu. Lalu Rasulullah melanjutkan: Aku menyembunyikan sesuatu untukmu. Ibnu Shayyad berkata: Asap. Beliau bersabda: Pergilah kau orang yang hina! Kamu tidak akan melewati derajatmu! Umar bin Khathab berkata: Wahai Rasulullah, izinkan aku memenggal lehernya! Beliau bersabda: Kalau dia Dajjal, dia tidak akan dapat dikalahkan, kalau bukan maka tidak ada baiknya kamu membunuh dia. Salim bin Abdullah berkata: Aku mendengar Abdullah bin Umar berkata: Sesudah demikian, Rasulullah dan Ubay bin Kaab Al-Anshari pergi menuju ke kebun kurma di mana terdapat Ibnu Shayyad. Setelah masuk ke kebun beliau segera berlindung di balik batang pohon kurma mencari kelengahan untuk mendengarkan sesuatu yang dikatakan Ibnu Shayyad sebelum Ibnu Shayyad melihat beliau. Maka Rasulullah SAW dapat melihat ia sedang berbaring di atas tikar kasar sambil mengeluarkan suara yang tidak dapat dipahami. Tiba-tiba ibu Ibnu Shayyad melihat Rasulullah SAW yang sedang bersembunyi di balik batang pohon kurma lalu menyapa Ibnu Shayyad: Hai Shaaf, (nama panggilan Ibnu Shayyad), ini ada Muhammad! Lalu bangunlah Ibnu Shayyad. Kemudian Rasulullah SAW bersabda: Seandainya ibunya membiarkannya, maka akan jelaslah perkara dia. Diceritakan oleh Salim, bahwa Abdullah bin Umar berkata: Maka Rasulullah SAW berdiri di tengah-tengah orang banyak lalu memuji Allah dengan apa yang layak bagi-Nya kemudian menyebut Dajjal seraya bersabda: Sungguh aku peringatkan kamu darinya dan tiada seorang nabi pun kecuali pasti memperingatkan kaumnya dari Dajjal tersebut. Nabi Nuh as. telah memperingatkan kaumnya, tetapi aku terangkan kepadamu sesuatu yang belum pernah diterangkan nabi-nabi kepada kaumnya. Ketahuilah, Dajjal itu buta sebelah matanya, sedangkan Allah Maha Suci lagi Maha Luhur tidak buta. Hadis riwayat Muslim


عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ صَحِبْتُ ابْنَ صَائِدٍ إِلَى مَكَّةَ فَقَالَ لِي أَمَا قَدْ لَقِيتُ مِنْ النَّاسِ يَزْعُمُونَ أَنِّي الدَّجَّالُ أَلَسْتَ سَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّهُ لَا يُولَدُ لَهُ قَالَ قُلْتُ بَلَى قَالَ فَقَدْ وُلِدَ لِي أَوَلَيْسَ سَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَدْخُلُ الْمَدِينَةَ وَلَا مَكَّةَ قُلْتُ بَلَى قَالَ فَقَدْ وُلِدْتُ بِالْمَدِينَةِ وَهَذَا أَنَا أُرِيدُ مَكَّةَ قَالَ ثُمَّ قَالَ لِي فِي آخِرِ قَوْلِهِ أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْلَمُ مَوْلِدَهُ وَمَكَانَهُ وَأَيْنَ هُوَ قَالَ فَلَبَسَنِي
Dari Abu Said Al-Khudri RA, ia berkata: Aku menemani Ibnu Shaid pergi ke Mekah, ia berkata kepadaku: Aku telah bertemu dengan beberapa orang yang menganggap bahwa aku adalah seorang Dajjal. Apakah kamu pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Dajjal itu tidak mempunyai anak. Aku jawab: Ya! Ia berkata lagi: Dan aku telah mempunyai anak. Bukankah kamu telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: Dajjal itu tidak akan memasuki Madinah dan Mekah. Aku menjawab: Ya! Ia berkata lagi: Dan aku telah dilahirkan di Madinah dan sekarang aku sedang menuju ke Mekah. Kemudian di akhir pertanyaannya dia berkata kepadaku: Demi Allah, sesungguhnya aku tahu waktu kelahirannya, tempatnya dan di mana dia. Ia berkata: Ia telah mengaburkanku tentang perkara itu. Hadis riwayat Muslim


عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ قَالَ رَأَيْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَحْلِفُ بِاللَّهِ أَنَّ ابْنَ صَائِدٍ الدَّجَّالُ فَقُلْتُ أَتَحْلِفُ بِاللَّهِ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ عُمَرَ يَحْلِفُ عَلَى ذَلِكَ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يُنْكِرْهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari Muhammad Al-Munkadir ia berkata: Aku melihat Jabir bin Abdullah bersumpah demi Allah bahwa Ibnu Shaid adalah seorang Dajjal, maka aku bertanya: Kenapa kamu bersumpah demi Allah? Dia menjawab: Aku mendengar Umar bersumpah tentang hal itu di hadapan Nabi SAW dan beliau tidak mengingkarinya. Hadis riwayat Muslim


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ قَرِيبٌ مِنْ ثَلَاثِينَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ رَسُولُ اللَّهِ
Dari Abu Hurairah RA: Dari Nabi SAW, beliau bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum dibangkitkan dajjal-dajjal pendusta yang berjumlah sekitar tiga puluh, semuanya mengaku bahwa ia adalah utusan Allah. Hadis riwayat Muslim


1.     DAJJAL 

Dajjal adalah seorang manusia biasa, ia dinamakan demikian karena ia menutupi kebenaran dengan kebathilan atau dikarenakan ia menyembunyikan kekufurannya di hadapan manusia dengan kedustaan dan tipu dayanya terhadap mereka.


Ciri-ciri Dajjal:
-       Seorang pemuda
-       Besar tubuhnya,
-       Berwarna merah,
-       Rambutnya pendek,
-       Matanya mengambang, picak sebelah kanan.
-       Menyerupai Ibnu Quthn seorang laki-laki dari Bani Khuza’ah”.
-       Menyerupai dengan Abdul ‘izz bin Qathn”.
-       Diantara kedua matanya tertulis “Kaafir”.

Dajjal dinamakan dengan Masihid Dajjal karena salah satu matanya, yaitu mata kanannya tertutup (picak).
Dajjal akan keluar pada saat kaum muslimin sedang memiliki kekuatan besar dan keluarnya dia adalah untuk mengalahkan kekuatan tersebut. 
Keluarnya Dajjal merupakan salah satu tanda kiamat kubro.
Sebelum Dajjal keluar, manusia diuji dengan kemarau dan kelaparan, serta tidak turunnya hujan dan matinya pepohonan. 
Dajjal akan keluar dari arah timur tepatnya dari negri Khurosan atau Syihristaan. Kemudia ia mengembara ke seluruh penjuru bumi. Ia memasuki setiap negeri kecuali Makkah dan Madinah karena para malaikan menjaganya. 
Dajjal akan mengaku dirinya sebagai tuhan dan ia akan melakukan hal-hal yang aneh untuk membenarkan pengakuannya dan menarik orang-orang agar menjadi pengikutnya. 
Dajjal akan datang sambil membawa neraka dan surga. Surganya adalah neraka, dan nerakanya adalah surga, dan ia memiliki sungai yang penuh dengan air, gunung dari roti. Ia akan menyuruh langit untuk menurunkan hujan, maka hujan pun turun dan menyuruh bumi untuk menumbuhkan beraneka macam tumbuhan maka tumbuhlah tanaman tersebut. Dan ia akan menempuh perjalanan dengan cepat, secepat air hujan yang ditiup angin, dan keanehan-keanehan lainnya.

Hadits-hadits yang menjelaskan tentang sifat-sifat Dajjal:

Dajjal matanya picak.
Dalam Sahih Bukhori diriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW pernah memberikan khutbah di hadapan para sahabatnya, lalu beliau menyebutkan Dajjal. Beliau bersabda :
“Aku benar-benar akan memperingatkan kalian tentang Dajjal. Tidak ada seorang nabi melainkan ia pernah memperingatkan kaumnya tentang masalah tersebut. Tetapi aku akan mengatakan kepada kalian suatu ucapan yang belum pernah dikatakan oleh seorang nabi pun sebelumku. Dia itu (Dajjal), picak (bermata sebelah) sedangkan Alloh tidaklah picak” (Sahih Jami’ shogir 3495/ Al-Bany) 

Dajjal adalah seorang laki-laki yang besar tubuhnya, berwarna merah, rambutnya pendek, matanya picak, menyerupai Ibnu Quthn.
Dari Ibnu Umar RA. sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:
” Ketika aku sedang tidur aku mengelilingi di Ka’bah?… (beliau menyebutkan bahwasanya ia melihat Nabi Isa bin Maryam, kemudian melihat Dajjal dan menyebutkan sifat-sifatnya).
Ibnu Umar berkata: Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang besar tubuhnya, berwarna merah, rambutnya pendek, matanya picak, seakan-akan matanya itu buah anggur yang mengambang,
Mereka berkata: “Ini adalah Dajjal, manusia yang paing menyerupainya adalah Ibnu Quthn seorang laki-laki dari Bani Khuza’ah”.
(Sahih Bukhori 13/90 dan Muslim 2/237). 

Dajjal adalah seorang pemuda, rambutnya pendek, matanya mengambang, menyerupakani dengan Abdul ‘izz bin Qathn”.
Dari Nawwas bin Sam’an RA, Rasulullah SAW telah bersabda berkaitan sifat Dajjal:
“Dia itu seorang pemuda, rambutnya pendek, matanya mengambang, seakan-akan aku menyerupakannya dengan Abdul ‘izz bin Qathn”.
(Sahih Muslim 18/65) 

Di antara dua mata Dajjal tertulis  “Kaafir” (Ka-fa-ra)
Rasulullah SAW bersabda:                                                                                
“Sesungguhnya di antara kedua matanya tertulis kaafir”
(HR Bukhori 13/91 dan Muslim 18/59) 

Dajjal akan keluar dari arah timur (Khurosan atau Syihristaan).
Dari Abu Bakar ash-Shidiq ra, Rasulullah SAW bersabda:
“Dajjal akan keluar dari negeri sebelah timur yang disebut Khurosan”
(Tirmidzy 6/495) 

Dari Fatimah bin Qais RA, Dajjal berkata:
“Maka aku keluar dan aku menelusuri seluruh negeri, aku tidak meninggalkan suatu negeri kecuali aku telah tinggal di dalamnya selama 40 hari. Kecuali kota Makkah dan Madinah. Kedua kota tersebut diharamkan bagiku. Setiap kali aku akan memasuki salah satu dari keduanya. Seorang malaikat akan menghalangiku dengan pedang terhunus. Dan di setiap pelosok negeri tersebut ada malaikat yang menjaganya” (Shohih Muslim 18/83) 

Dajjal mengaku dirinya sebagai tuhan dan menarik orang-orang agar menjadi pengikutnya. 
Rasulullah SAW bersabda: 
“Barangsiapa yang mendengar tentang kedatangan Dajjal, hendaklah ia menjauhinya. Demi Alloh sesungguhnya seseorang akan mendatanginya dan ia menyangka bahwa dirinya seorang yang beriman, lalu ia mengikutinya yang dapat menimbulkan berbagai syubuhaat”
(Sahih Jami’ shogir 6301/ Al-Bany) 

Dalam hadits lainnya dijelaskan bahwa Dajjal tersebut akan datang sambil membawa neraka dan surga. Surganya adalah neraka, dan nerakanya adalah surga, dan ia memiliki sungai yang penuh dengan air, gunung dari roti. Ia akan menyuruh langit untuk menurunkan hujan, maka hujan pun turun dan menyuruh bumi untuk menumbuhkan beraneka macam tumbuhan maka tumbuhlah tanaman tersebut. Dan ia akan menempuh perjalanan dengan cepat, secepat air hujan yang ditiup angin, dan keanehan-keanehan lainnya. (HR Muslim 18/65-66) 

Dari Jabir bin Abdillah ra, Rasulullah SAW bersabda:
”Akan tetap ada dari umatku yang berjuang dalam haq dan eksis terus hingga hari kiamat. Kemudian Nabi Isa bin Maryam turun. Lalu pemimpin umat Islam saat itu berkata kepada Nabi Isa, ”Kemarilah dan jadilah imam dalam shalat kami”.
Namun Nabi Isa menjawab, ”Tidak, kalian menjadi pemimpin di antara kalian sendiri. Sebagai bentuk pemuliaan Allah atas umat ini”. 

Rasulullah SAW bersabda:
”Nabi Isa masih tetap tinggal di bumi hingga terbunuhnya Dajjal selama 40 tahun, lalu Allah mewafatkannya dan dishalatkan jenazahnya oleh umat Islam.
(HR Ahmad, Abu Daud, Ibnu Hiban, Al-Hakim dan dishahihkan oleh az-Zahabi) 


2.     IMAM MAHDI 

Ada banyak hadits yang menerangkan sosok Al-Mahdi itu dan merupakan kewajiban kita untuk mempercayainya sesuai dengan apa yang kita terima dari Rasulullah SAW, tanpa menafsirkan, mentakwilkan atau menolaknya. 
Al-Mahdi menurut hadits-hadits yang kita terima adalah sosok manusia yang Allah akan turunkan di akhir zaman, meski tidak ada riwayat yang memastikan kapan kejadian itu. Selain itu, dijelaskan bahwa beliau adalah merupakan ahli bait Rasulullah SAW. 

Untuk memastikan apakah dia benar Al-Mahdi yang dimaksud, ada ciri-ciri yang telah disebutkan, yang paling penting diantaranya adalah bahwa beliau akan mengisi bumi ini dengan keadilan setelah sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan kerusakan. 

Diantara hadits itu antara lain : 

Dari Ibnu Mas`ud ra, Rasulullah SAW bersabda:
”Bila tidak kekal dunia ini kecuali sehari saja, maka Allah akan panjangkan hari itu hingga Dia mengutus seseorang dari aku atau dari ahli baitku, namanya sesuai dengan namaku dan nama ayahnya sesuai dengan nama ayahku. Dia akan memenuhi dunia dengan keadilan dan qisth sebagaimana dunia ini sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan al-Juur.
(HR. At-Tirmizy dalam kitab Fitan dan haditsnya hasan shahih). 

Dijelaskan bahwa kedatangan Al-Mahdi ini sebelum turunnya Nabi Isa as. yang akan memberi petunjuk kepada banyak manusia dan menegakkan hujjah Allah SWT. 
Dari Ali bin Abi Tholib ra, Rasulullah SAW bersabda:
”Al-Mahdi dari golongan kami, Ahlul Bait, Allah memperbaikinya dalam satu malam” (Musnad Ahmad 2/58 dan sunan Ibnu Majah 2/1367) 

3. NABI ISA 

Diantara tanda-tanda datangnya hari kiamat kubro adalah turnnya Nabi Isa as.
Beliau akan menjadi muslimin atau bagian dari umat Islam, menghancurkan salib dan menghancurkan berhala. Karena risalah yang beliau bawa adalah risalah yang bersumber dari Allah juga. 
Namun turunnya beliau bukan sebagai nabi lagi karena setelah diangkatnya Rasulullah SAW sebagai nabi terakhir, maka tidak ada lagi nabi yang turun ke bumi dengan membawa risalah dari langit. Karena itu Nabi Isa kedudukannya bukan sebagai Nabi lagi, tapi bagian dari umat Islam ini, berkitab suci Al-Quran, mengucapkan dua kalimat syahadat, shalat menghadap ka’bah, puasa Ramadhan, berhaji ke Mekkah dan menjalankan syariat Islam yang kita terapkan saat itu. 

Semua keterangan itu kita dapatkan dari hadits-hatis Rasulullah yang sampai kepada kita, antara lain: 

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda:
”Demi Yang jiwaku di tangan-Nya, Nyaris akan turun kepada kalian putera Maryam (Nabi Isa as) menjadi hakim yang adil, menghancurkan salib dan membunuh babi dan memungut jizyah dan memenuhi harta … (HR Muslim dalam kitab Iman bab turunnya Isa) 

Dari Jabir bin Abdillah ra, Rasulullah SAW bersabda:
”Akan tetap ada dari umatku yang berjuang dalam haq dan eksis terus hingga hari kiamat. Kemudian Nabi Isa bin Maryam turun. Lalu pemimpin umat Islam saat iu berkata kepada Nabi Isa,”Kemarilah dan jadilah imam dalam shalat kami”.
Namun Nabi Isa menjawab,”Tidak, kalian menjadi peminpin di antara kalian sendiri . Sebagai bentuk pemuliaan Allah atas umat ini”. 

Rasulullah SAW bersabda:
”Nabi Isa masih tetap tinggal di bumi hingga terbunuhnya Dajjal selama 40 tahun, lalu Allah mewafatkannya dan dishalatkan jenazahnya oleh umat Islam.
(HR Ahmad, Abu Daud, Ibnu Hiban, Al-Hakim) 





Hadis-hadis Nabawi
Tentang
Kabar Gembira Munculnya Imam Mahdi as

Sesungguhnya hadist-hadist yang diriwayatkan dari Rasulullah saw tentang imam Mahdi as merupakan kelompok terbesar dan terbanyak yang memberikan kabar gembira akan datangnya penyelamat akhir zaman tersebut. Perlu diperhatikan bahwa hadist-hadist yang ada di dalam kitab-kitab Ahli-sunnah tentang imam Mahdi as, kebanyakannya diriwayatkan dari Rasulullah saw, dengan sanad/jalur yang banyak dan kandungan yang bermacam-macam.Terkadang Rasulullah saw mengabarkan imam Mahdi di sela-sela/bersama para imam yang lain, di mana beliau dikenalkan sebagai imam kedua belas dan terakhir. Terkadang beliau menghabarkan kalau Mahdi adalah orang putra cucu sayyidah Fatimah Zahro as, dan sesungguhnya dia dari keturunan imam Husain as dan imam ke sembilan yang terlahir dari imam Husain as.
Dan anda akan mengetahui nantinya bahwa Rasulullah saw telah memberikan kabar gembira akan datangnya imam Mahdi as pada kesempatan dan kondisi yang banyak serta di pelbagai moment penting. Yang mengindikasikan bahwa pembahasan ini sangatlah urgen dan tidak bisa dipandang sebelah mata.
Inilah hadis-hadis tentang imam yang diriwayatkan dari Rasulullah saw, dan tentunya hanya sebagian saja dari hadis-hadis tersebut yang akan kami bawakan:
Dari Said bin Jubair dari ibn Abbas, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya para halifahku dan wasiku serta hujjah-hujjah Allah atas makhluk setelahku adalah dua belas orang, yang pertama dari mereka adalah saudaraku dan yang terakhir dari mereka adalah purtaku.
Kemudian di tanyakan: wahai Rasulullah siapakah saudaramu itu?
Rasul bersabda: Ali bin Abi Tholib.
Ditanyakan: dan siapakah putramu itu?
Beliau bersabda: “Dia adalah Mahdi yang akan memenuhinya (memenuhi bumi) dengan keadilan sebagaimana bumi telah dipenuhi dengan kezaliman, sumpah demi Zat yang mengutusku kepada manusia dengan kebenaran, seandainya dunia ini tidak tersisa kecuali satu hari maka Allah pasti akan memanjangkan hari itu sampai munculnya putraku Mahdi as, maka akan turun ruh Allah Isa bin Maryam dan akan sholat dibelakangnya, maka bumi akan bersinar dengan cahayanya, dan akan sampai kerajaannya di barat dan di timur”. [1]
Dari Hudzaifah, Rasulullah saw bersabda: “Mahdi adalah putraku yang wajahnya seperti bintang kejora”. [2]
Juga dari Hudzaifah, Rasulullah saw bersabda: “Mahdi adalah putraku yang wajahnya seperti bintang kejora, warna kulitnya seperti warna kulit orang Arab, dan badannya seperti badan orang Israel (Yahudi) yang akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana telah dipenuhi oleh kezaliman, penduduk langit akan rela atas kepemimpinannya, dan begitu juga burung di angkasa, di mana beliau akan memerintah selama dua puluh tahun”. [3]
Dari imam Muhammad Bagir bin Ali Zainala Abidin dari ayahnya dari Amiril mu’minin Ali bin Abi Thalib as, Rasul saw bersabda: “Mahdi adalah putraku, dia akan hilang dari pandangan mata (gaib), dunia akan dilanda kebingungan yang dapat menyesatkan manusia, dia akan datang sebagai simpanan atau "sejata andalan" dari  para nabi, maka dia akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana telah dipenuhi dengan kezaliman dan kesesatan”. [4]  
Dari al-Kanduzi al-Hanafi dari Abi Basir dari imam Ja’far Shodiq dari ayahnya dari Amirail mu’minin Ali bin Abi Thalib as, Rasulullah saw bersabda:
“Mahdi dari anak cucuku namanya sama dengan namaku, kunyahnya sama dengan kunyahku, dan dialah orang yang paling mirip dengan diriku dari segi penciptaan dan budi-pekerti, dia akan hilang dari pandangan mata (gaib), ummat akan dilanda kebingungan sehingga sesatlah mereka dari agama mereka, maka ketika itu dia akan datang bersinar laksana bintang kejora yang terang benderang, dan akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana telah dipenuhinya dengan kesesatan dan kezaliman”. [5]
Dari al-Majlisi dari dari Syeh Mufid dari Abi Ayyub al Ansori, Rasulullah saw bersabda kepada Sayyidah fatimah as (saat beliau terbaring sakit):
“Aku bersumpah demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya sesungguhnya ummatku pasti akan memiliki Mahdi (penyelamat akhir zaman), dan dia akan muncul darimu (alias dari anak cucumu)”. [6]
Dari Makhul dari imam Ali bin Abi Thalib as, “Aku berkata wahai rasulullah! Apakah Mahdi termasuk dari kita (keluarga Muhammad saw) atau selain dari keluarga kita?
Maka Rasulullah saw bersabda: “Tidak, Mahdi adalah termasuk dari keluarga kita, Allah SWT akan mengakhiri agamanya melalui perantara kita sebagaimana Allah telah membukanya melalui perantara kita, dengan kita mereka terselamatkan dari fitnah atau cobaan sebagaimana mereka juga telah terbebas dari belengu kemusrikan berkat kita, dengan kitalah hati-hati manusia menjadi lunak setelah dialanda kerasnya permusuhan, dengan kitalah manusia yang dulunya bersengketa menjadi saling kasih dalam ikatan persaudaraan. [7]
Sesengguhnya pertanyaan imam Ali as kepada Rasulullah saw dikarenakan masyarakat tidak mengetahuinya, dengan demikian beliau bertanya tentang sesuatu yang telah beliau ketahui dan seakan-akan dia tidak mengetahuinya dan itu untuk suatu tujuan, dan ini termasuk dari pembicaraan yang ada dalam al Quran dan hadist, begitu juga dalam percakapan sehari-hari, Allah swt berfirman: “Apa yang sedang berada di kananmu itu wahai Musa?”.
Dari Hisyam bin Salim dari imam Ja’far Shadiq dari ayahnya dari kakeknya as, Rasulullah saw bersabada: 
al-Qoim dari anak cucuku, namanya sama dengan namaku, dan kunyahnya sama dengan kunyahku, perangai dan sopan-santunnya sama dengan diriku, dia menerapkan sunnah yang mirip sunnahku, dia tegakkan agama dan ajaranku di antara manusia, dia mengajak mereka kepada kitab Allah swt, barang siapa yang taat kepadanya maka dia telah taat kepadaku dan barang siapa yang bermaksiat kepadanya maka dia telah bermaksiat kepadaku, barang siapa yang mengingkari gaibahnya maka dia telah menginkariku, dan barang siapa yang membohonginya maka dia telah membohongiku, dan barang siapa mempercayainya maka dia telah mempercayaiku, hanya kepada Allah SWT semata aku adukan orang-orang yang membohongiku dalam perkaranya dan orang-orang yang mendustakan perkataanku dan urusannya, dan orang yang menyesatkatkan kaumku dari jalan yang lurus... [8]
Dari Ibnu Abbas berkata, Rasulullah saw bersabda:
“Ali bin Abi Thalib adalah pemimpin ummatku, dan penggantiku sepeninggalku, dan dari anak cucunya akan bangkit dan muncul al-Qoim al-Muntadzar yang Allah akan memenuhi bumi dengan keadilan dengannya, sebagaimana bumi telah dipenuhi oleh kesesatan dan kezaliman, aku bersumpah demi dzat yang telah mengutusku kepada manusia: sesungguhnya orang-oarang yang tetap dan berpegang teguh dengan keimanan (pada masa gaibnya), itu sangatlah sedikit sekali. Maka Jabir bin Abdullah al Ansori bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri nabi seraya berkata: ”wahai Rasulullah, apakah al-Qoim  yang akan muncul dari anak cucumu itu mengalami masa gaib juga?.
Rasulullah saw menjawab: “ia sumpah demi tuhan. Wahai Jabir sesungguhnya ini adalah urusan dari urusan-urusan Allah SWT, dan misteri/rahasiaNya, yang tidak dapat diketahui oleh hambanya, maka berhati-hatilah akan keraguan atas urusan Allah SWT, karena hal tersebut  adalah sebuah bentuk kekufuran. [9]
Dari Abi Said al Khadzri (dalam hadistnya yang panjang), Rasulullah saw bersabda (kepada Sayyidah Fathimah as) : “Wahai anakku sesungguhnya kita (Ahlul bait) diberi tujuh sesuatu yang tidak ada seorangpun yang memiliknya:
1.Nabi kita adalah sebaik-baik nabi, dan itu adalah ayahmu.
2.Wasi kita adalah sebaik-baik wasi, dan itu adalah suamimu sendiri.
3.Syahid kita adalah sebaik-baik syuhada’, dan beliau adalah paman ayahmu Hamzah.
4. Hanya dari kitalah yang nantinya di surga dianugerahi dua sayap berwarna hijau, dan itu adalah putra pamanmu Ja’far.
5-6. Dari kita, anak cucu ummat ini bersumber, dan mereka berdua adalah kedua anakmu Hasan dan Husain.
1.     Dari kita (demi Allah yang tiada tuhan selain dia) Mahdi yang mana Isa bin Maryam sholat di belakangnya, kemudian mengelus pundak al-Husain seraya berkata: dari dia, beliau mengulangnya sebayak tiga kali. [10] 
Dalam kitab al-Bayan karya Syafi’i al-Kunji, Rasulullah saw bersabda: dari dialah (al-Husain) Mahdi da penyelamat umat ini.
Dari Jabir bin Abdullah al-Anshori, Rasulullah saw bersabda:
“Isa bin maryam as akan turun (dari langit) kemudian pemimpin mereka (umat ini) Mahdi berkata: “Kemarilah shalat  bersama kami/pimpinlah shalat kami.”
Maka nabi Isa menjawab: “Tidak, sesungguhnya sebagian dari kalian adalah pemimpin dari sebagian yang lain, hal ini merupakan penghormatan bagi umat ini”. [11]

Hendaklah dia mengikuti Ali bin Bin Thalib as
Dalam kitab Faraidus simthain, dari imam Ali Ridho bin Musa dari ayahnya dari kakek beliau as, Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang mau berpegang teguh dengan agamaku dan menaiki perahu keselamatan maka hendaklah dia mengikuti Ali bin Bin Thalib as, dan memusuhi para musuhnya, dan mengikuti wali yang diikutinya, sesungguhnya dia adalah wasi dan khalifah  sepeninggalku, baik ketika aku masih hidup atau setelah aku mati kelak, dan dia adalah pemimpin semua orang muslim, dan pemimpin semua orang mukmin setelahku, perkataannya adalah perkataanku, perintahnya adalah perintaku, larangannya adalah laranganku, dan yang mengikutinya berarti dia mengikutiku, dan yang menolongnya berarti dia menolongku, dan yang menghianatinya berarti menghianatiku.
Kemudian Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang berpisah dari Ali as setelahku, dia tidak akan melihatku dan aku juga tidak akan melihatnya di hari kiamat nanti, dan barangsiapa yang berbeda pendapat dengan Ali, maka Allah SWT mengharamkan syurga baginya, dan menjadikan neraka tempat baginya, dan barangsiapa yang menghina Ali as maka Allah akan menghina di hari yang semua gamblang, dan barangsiapa menolong Ali as maka Allah swt akan menolongnya di hari perjumpaan”.
Kemudian Rasulullah saw bersabda: Hasan dan Husain as keduanya adalah pemimpin umatku sepeninggal ayah mereka, dan pemimpin pemuda ahli syurga, ibu mereka adalah penghulu wanita dunia, ayah mereka adalah pemimpin para washi, dan dari anak cucu Husain sembilan imam akan muncul, yang kesembilan dari mereka adalah al-Qaim putraku, ketaatan kepada mereka adalah ketaatan kepadaku, dan bermaksiat kepada mereka sama halnya dengan bermaksiat terhadapku.
Rasulullah saw dalam pidatonya di hari Gadir dan di depan 120 ribu umat islam bersabda:
wahai manusia: cahaya itu bersumber dari Allah SWT, yang kemudian berjalan di dalam diriku, kemudian di Ali, kemudian di anak cucuku dan berakhir di al-Qaim Mahdi as,...[12]
Sebagaimana yang terdapat dalam hadis-hadis yang telah kita sebutkan tadi Rasulullah saw, telah bersumpah demi Dzat Allah, semuanya itu merupakan penguat dari fakta ini dan bentuk pengokohan terhadap topik Mahdawiyah ini, dan rasul tidak hanya melakukan dan mengucapkan itu saja, lebih jauh beliau bersabda: ”Andai usia dunia tidak tersisa lagi kecuali satu hari saja... hal ini menunjukkan bahwa hal ini pasti akan terjadi dan tidak dapat dielakkan lagi. Dan ini merupakan penetapan yang luar biasa kuatnya.
Kita juga telah mengetahui dari beliau bahwa Mahdi as akan memenuhi dunia dengan keadilan setelah disesaki oleh kezaliman dan kebatilan. Hal ini juga sebuah penguatan akan hal ini, yang mengenai penjelasan lebih lanjut, insya Allah pada kesempatan mendatang.
Adapun penyebutan secara bersama-sama dzulm dan jaur, juga kata adl dan qisth, dapat berarti bahwadzulm itu berasal kebanyakan umat manusia, sedang jaur dari kalangan terpandang masyarakat atau para pemimpin. Sebagaimana kata adl bisa diartikan sebagai dari para penguasa dan qisth dari masyarakat kebanyakan.
Dan sebelumnya telah kita bawakan bahwa Rasul saw bersabda: kulitnya seperti kulit kaum Arab dan postur tubuh seperti orang yahudi kebanyakan. Perlu diketahui bahwa banyak penduduk negeri Yordania dan Palestina yang memiliki tinggi badan yang lumayan, tidak seperti tinggi badan penduduk Jepang atau China yang rata-rata pendek dan cethol.   


[1] Faraidu Samthain, jild, Bihar juz, 51, halaman 71.
[2] Kanzul ‘umal, juz 7.
[3]Idu durar, bab ke-3.
[4] Faraidu Samthain.
[5] Yanabi’ul mawadah.
[6] Biharul Anwar, juz 51, halaman 67.
[7] Biharul Anwar, juz 51.
[8] Biharul Anwar, juz 51.
[9] Biharul Anwar, juz 51.
[10] Biharul Anwar, juz 51.
[11] Al-‘Arain, Hafiz Abi Nu’aim.
[12] Ihtijaj, karya Thabarsi.
--------------------------------------------------------------------------------



Dajjal akan datang ke seluruh negeri (kecuali Mekkah dan Madinah) dengan mengaku dirinya sebagai tuhan.
Apakah tentara2 Dajjal sudah sampai di negeri ini sebelum Dajjalnya tiba?
Jika Dajjal mengaku sebagai tuhan maka tentaranya akan mengaku sebagai utusan tuhan.
Mereka akan membawa kita kepada golongannya dan meninggalkan golongan yg benar.

DAJJAL dan kemunculannya
Dajjal adalah seorang pemuda pendusta yang buta sebelah matanya. Ia datang dengan membawa sesuatu seperti surga dan neraka, tetapi nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka. Ia akan datang keseluruh negeri tetapi hanya dua kota yang tidak dapat dimasukinya karena para Malaikat berbaris menjaganya dengan pedang yang terhunus. Kota tersebut adalah Mekkah dan Madinah.

Ciri-ciri Dajjal:
-          Bertubuh besar kemerah-merahan.
-          Matanya buta/picak sebelah sebelah kiri.
-          Di dahi diantara kedua mata tertulis “Kaf-fa-ra”.
-          Berambut tebal dan keriting.
-          Tidak mempunyai anak.

Hadits-hadits yg menerangkan tentang Dajjal:
Dari Qatadah, beliau mendengar daripada Anas bin Malik bahawa Rasulullah SAW telah bersabda; 
"Tidak seorang nabi kecuali ia telah memperingatkan kaumnya terhadap sang pendusta yang buta sebelah mata. Ketahuilah bahwa Dajjal itu buta sebelah matanya sedangkan Tuhanmu tidak buta sebelah mata dan di antara kedua matanya tertulis "kaaf", "faa", "raa". (Hadis riwayat Muslim)

Dari Huzaifah, Rasulullah SAW telah bersabda ; 
"Dajjal itu buta mata kirinya, berambut lebat, ia membawa surga dan neraka, nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka”. 
(Hadis riwayat Muslim)

Dari Abu Salmah, beliau mendengar daripada Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW telah bersabda;
"Maukah kamu sekiranya aku menerangkan tentang Dajjal, suatu keterangan yang belum pernah diceritakan seorang nabi kepada kaumnya? Sesungguhnya ia buta sebelah mata, ia datang dengan membawa sesuatu seperti surga dan neraka. Maka apa yang dikatakannya surga adalah neraka dan aku telah memperingatkan kalian terhadapnya sebagaimana Nabi Nuh telah memperingatkan kaumnya.
(Hadis riwayat Muslim)

Abu Said Al-Khudri RA, ia berkata: Suatu hari Rasulullah SAW pernah bercerita kepada kami suatu cerita panjang tentang Dajjal. Di antara yang beliau ceritakan kepada kami adalah: "Ia akan datang tetapi ia diharamkan memasuki jalan-jalan Madinah, kemudian ia tiba di tanah lapang tandus yang berada di dekat Madinah. Lalu pada hari itu keluarlah seorang lelaki yang terbaik di antara manusia atau termasuk manusia terbaik menemuinya dan berkata: "Aku bersaksi bahwa kamu adalah Dajjal yang telah diceritakan Rasulullah SAW kepada kami". 
Dajjal berkata: "Bagaimana pendapat kalian jika aku membunuh orang ini lalu menghidupkannya lagi, apakah kamu masih meragukan perihalku?" 
Mereka berkata: 'Tidak! 
Maka Dajjal membunuhnya lalu menghidupkannya kembali.
Ketika telah dihidupkan, lelaki itu berkata: 'Demi Allah, aku sekarang lebih yakin tentang dirimu dari sebelumnya'.
Maka Dajjal itu hendak membunuhnya kembali, namun ia tidak kuasa melakukannya. 
(Hadis riwayat Muslim)

Mughirah bin Syu`bah RA, ia berkata: "Tidak ada seorang yang bertanya kepada Nabi SAW tentang Dajjal lebih banyak dari apa yang aku tanyakan”. 
Beliau bersabda: “Kenapa kamu bersusah-payah menanyakan hal itu? Sesungguhnya ia tidak akan membahayakan kamu”.
Aku bertanya: “Wahai Rasulullah, mereka mengatakan bahwa Dajjal itu membawa makanan dan sungai?”
Beliau menjawab: “Perkaranya lebih ringan di hadapan Allah dari itu”. 
(Hadis riwayat Muslim)

Dari Anas bin Malik RA dari Nabi SAW, beliau telah bersabda : 
“Tidak ada satu negeripun, kecuali akan dimasuki Dajjal kecuali Makkah dan Madinah yang setiap pintu gerbangnya ada malaikat-malaikat yang berbaris menjaganya. Kemudian Madinah menggoncang penghuninya tiga kali, sehingga, Allah mengeluarkan seluruh orang kafir dan munafik." 
(Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)

Dari Salim bin Abdullah, beliau telah diberitahu oleh Abdullah bin Umar RA:  Bahwa Umar bin Khathab pergi bersama Rasulullah SAW dalam suatu rombongan menuju tempat Ibnu Shayyad dan menjumpainya sedang bermain dengan anak-anak kecil di dekat gedung Bani Maghalah, sedangkan pada waktu itu Ibnu Shayyad sudah mendekati usia baligh. Ia tidak merasa kalau ada Nabi SAW sehingga beliau menepuk punggungnya lalu Nabi berkata kepada Ibnu Shayyad: "Apakah kamu bersaksi bahwa aku ini utusan Allah?" 
Ibnu Shayyad memandang beliau lalu berkata: "Aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan orang-orang yang buta huruf". 
Lalu Ibnu Shayyad balik bertanya kepada Rasulullah SAW: "Apakah engkau bersaksi bahwa aku utusan Allah?"
Beliau menolaknya dan bersabda: "Aku beriman kepada Allah dan para rasul-Nya". 
Kemudian Rasulullah berkata kepadanya: "Apa yang kamu lihat?" 
Ibnu Shayyad berkata: "Aku didatangi orang yang jujur dan pendusta". 
Maka Rasulullah SAW bersabda: "Perkara ini telah menjadi kabur bagimu". 
Lalu Rasulullah melanjutkan: "Aku menyembunyikan sesuatu untukmu". 
Ibnu Shayyad berkata: "Asap". 
Beliau bersabda: "Pergilah kau orang yang hina! Kamu tidak akan melewati derajatmu!" 
Umar bin Khathab berkata: "Wahai Rasulullah, izinkan aku memenggal lehernya!" 
Beliau bersabda: "Kalau dia Dajjal, dia tidak akan dapat dikalahkan, kalau bukan maka tidak ada baiknya kamu membunuh dia". 
Salim bin Abdullah berkata: "Aku mendengar Abdullah bin Umar berkata": "Sesudah demikian, Rasulullah dan Ubay bin Kaab Al-Anshari pergi menuju ke kebun kurma di mana terdapat Ibnu Shayyad. Setelah masuk ke kebun beliau segera berlindung di balik batang pohon kurma mencari kelengahan untuk mendengarkan sesuatu yang dikatakan Ibnu Shayyad sebelum Ibnu Shayyad melihat beliau. Maka Rasulullah SAW dapat melihat ia sedang berbaring di atas tikar kasar sambil mengeluarkan suara yang tidak dapat dipahami. Tiba-tiba ibu Ibnu Shayyad melihat Rasulullah SAW yang sedang bersembunyi di balik batang pohon kurma lalu menyapa Ibnu Shayyad: "Hai Shaaf, (nama panggilan Ibnu Shayyad), ini ada Muhammad!" 
Lalu bangunlah Ibnu Shayyad. Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Seandainya ibunya membiarkannya, maka akan jelaslah perkara dia".
Diceritakan oleh Salim, bahwa Abdullah bin Umar berkata: Maka Rasulullah SAW berdiri di tengah-tengah orang banyak lalu memuji Allah dengan apa yang layak bagi-Nya kemudian menyebut Dajjal seraya bersabda: "Sungguh aku peringatkan kamu darinya dan tiada seorang nabi pun kecuali pasti memperingatkan kaumnya dari Dajjal tersebut. Nabi Nuh as. telah memperingatkan kaumnya, tetapi aku terangkan kepadamu sesuatu yang belum pernah diterangkan nabi-nabi kepada kaumnya. Ketahuilah, Dajjal itu buta sebelah matanya, sedangkan Allah Maha Suci lagi Maha Luhur tidak buta. 
(Hadis riwayat Muslim)

Dari Abu Said Al-Khudri RA, ia berkata: Aku menemani Ibnu Shaid pergi ke Mekah, ia berkata kepadaku: Aku telah bertemu dengan beberapa orang yang menganggap bahwa aku adalah seorang Dajjal. Apakah kamu pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Dajjal itu tidak mempunyai anak. 
Aku jawab: Ya!                                                                              
Ia berkata lagi: "Dan aku telah mempunyai anak. Bukankah kamu telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: Dajjal itu tidak akan memasuki Madinah dan Mekah". 
Aku menjawab: Ya! 
Ia berkata lagi: "Dan aku telah dilahirkan di Madinah dan sekarang aku sedang menuju ke Mekah". 
Kemudian di akhir pertanyaannya dia berkata kepadaku: "Demi Allah, sesungguhnya aku tahu waktu kelahirannya, tempatnya dan di mana dia". Ia berkata: "Ia telah mengaburkanku tentang perkara itu". 
(Hadis riwayat Muslim)

Dari Muhammad Al-Munkadir ia berkata: "Aku melihat Jabir bin Abdullah bersumpah demi Allah bahwa Ibnu Shaid adalah seorang Dajjal", maka aku bertanya: "Kenapa kamu bersumpah demi Allah?" 
Dia menjawab: "Aku mendengar Umar bersumpah tentang hal itu di hadapan Nabi SAW dan beliau tidak mengingkarinya". 
(Hadis riwayat Muslim)

Dari Abu Hurairah RA: Dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Kiamat tidak akan terjadi sebelum dibangkitkan dajjal-dajjal pendusta yang berjumlah sekitar tiga puluh, semuanya mengaku bahwa ia adalah utusan Allah".
(Hadis riwayat Muslim)