Cari Blog

Sabtu, 24 Maret 2012



Suriah bergolak sejak Maret 2011.

Kelompok teroris bersenjata telah memicu pertikaian antar aliran suku dan aliran agama. 

13 Desember 2011 --- Kelompok teroris bersenjata meledakkan pipa saluran gas di Provinsi Homs yang mengakibatkan kebocoran gas dalam jumlah besar sehingga mengakibatkan kebakaran sehingga terhenti pengiriman gas untuk sementara waktu. 
Ditempat terpisah penjaga perbatasan Suriah menggagalkan upaya penyusupan 15 pria bersenjata yang berusaha memasuki Suriah secara diam-diam dari Turki. Dalam operasi itu, terjadi kontak senjata yang menewaskan dua orang penyusup. Kelompok teroris bersenjata telah memicu pertikaian antar aliran yang memiliki banyak suku dan aliran agama ini.
Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan, sebanyak 1.100 anggota Angkatan Bersenjata tewas selama kerusuhan. Sementara PBB menyebut jumlah korban jiwa mencapai 4.000 orang.

Arab Saudi dan Qatar adalah kaki tangan terorisme di Suriah. Kedua negara ini telah mendukung formasi teroris bersenjata dengan uang dan senjata..

Rusia menyediakan pesawat, misil, tank dan senjata berat lainnya sebagai dukungan terhadap rezim Assad.
Rusia dan Cina mengimbau agar secepatnya diakhiri konflik dan agar presiden Asad berdialog dengan pihak oposisi. 

Iran dan Rusia memainkan peran konstruktif dalam membantu meningkatkan keamanan di Suriah dan reformasi ekonomi serta politik.

Iran menuding Amerika Serikat (AS) sebagai biang keladi kerusuhan dan juga menuding negara-negara Eropa dan
 negara-negara Arab ikut terlibat atas kerusuhan berdarah, dengan pengiriman sejumlah besar senjata.

12 Pebruari 2012 -- Kelompok gerilyawan Irak bergerak menuju Suriah untuk mengirim senjata kepada pemberontak.

13 Maret 2012 --- Suriah menuding sejumlah negara, termasuk Qatar dan Arab Saudi, telah mendukung kelompok-kelompok militan di Suriah dan bertanggung jawab atas pertumpahan darah.
14 Maret 2012  --- Presiden Suriah, Bashar al-Assad, mengeluarkan keputusan presiden untuk mengadakan pemilihan parlemen pada 7 Mei.

14 Maret 2012 --- Italia menutup Kedutaan Besarnya di Damaskus dan memulangkan beberapa staf perwakilan sebagai bentuk protes atas tindakan keras yang dilakukan Suriah terhadap kelompok oposisi.

16 Maret 2012 --- Saudi Arabia menutup kantor kedutaan besarnya di Damaskus dan menarik seluruh diplomat dan staf. Yang sebelumnya Italia menghentikan kegiatan kedutaan besarnya di Damaskus dan memulangkan beberapa personilnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.