Cari Blog

Rabu, 21 Desember 2011

Sikap Nabi Muhammad Saw Dalam Menyebarkan ISLAM

Dalam menyebarkan agama Islam, Nabi Muhammad Saw mengalami berbagai macam kesulitan. Para pendusta dan musyrikin dari kaumnya sendiri menghina Nabi Muhammad Saw bahkan menyebut beliau sebagai penyihir atau orang gila. Sebagian kaum berusaha ingin membunuh beliau bahkan bersekongkol membuat rencana pembunuhan. Meskipun demikian Nabi Muhammad Saw tetap teguh dan berupaya mengajarkan Al-Qur’an kepada semua masyarakat dari berbagai macam latar belakang dan budaya.

Nabi Muhammad Saw menunjukkan sifat kesabarannya dalam kondisi tersebut, memohon kepada Allah dan meminta pertolongan-Nya dalam keadaan apapun dan mengajak orang-orang yang beriman untuk sabar dan patuh terhadap perintah-Nya. Karena didalam Al-Qur’an, Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad Saw untuk banyak bersabar dalam menanggapi perkataan dari orang - orang kafir :

Allah berfirman:
"Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam. 
(QS. Qaaf: 39)

"Janganlah kamu bersedih oleh perkataan mereka. Sesungguhnya kekuasaan itu seluruhnya adalah kepunyaan Allah. Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 
(QS. Yunus: 65)

"Dan sesungguhnya Kami mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan". 
(QS. al-Hijr: 97)

"Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dengan dia seorang malaikat?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala sesuatu.(QS. Hud:12).

Orang-orang beriman haruslah meneladani apa yang telah dicontohkan oleh Rasullullah Saw didalam menjalankan kehidupan yang penuh dengan kesabaran ketika menghadapi kesulitan. Janganlah berputus asa didalam menghadapi masalah yang kecil, dan jangan berhenti berdakwah atau kehilangan harapan ketika menghadapi kegagalan, hadapilah dengan sabar dan bersandarlah kepada kitab suci Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad  Saw. Cukuplah Allah SWT sebagai penolong dan senantiasa bersyukur kepada-Nya, memohon ampunan-Nya, dan berharap kasih sayang serta surga-Nya, sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw.

Begitu banyak manusia dengan karakter yang berbeda-beda di sekeliling Nabi Muhammad Saw. Namun beliau selalu menunjukkan perhatian yang besar kepada mereka, memperingati mereka atas kesalahan yang dilakukan, dan mencoba untuk mendidik mereka, dari masalah kebersihan hingga tentang keimanan. Sikap penuh kasih sayang, toleransi, pengertian dan sabar merupakan karakter beliau sehingga banyak orang menaruh hati kepada Islam dan mencintai Nabi Muhammad Saw dengan tulus. 
Allah SWT menggambarkan sikap menyenangkan dari Nabi Muhammad Saw terhadap orang disekelilingya tersebut dalam Al-Qur’an :

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka. 
(QS.  Al ‘Imran: 159).

Dalam ayat yang lain Allah Swt berfirman, bagaimana seharusnya Nabi Muhammad Saw bersikap terhadap orang di sekitarnya :

"Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan kamu sekali-kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka beri peringatanlah dengan Al Quran orang yang takut dengan ancaman-Ku".
(QS. Qaf: 45).

Nabi Muhammad Saw tidak pernah memberikan tekanan maupun paksaan kepada orang-orang di sekelilingnya untuk menerima agama Islam. Namun sebaliknya beliau menggunakan cara-cara yang sopan dan baik kepada mereka dalam menjelaskan tentang agama Islam.

Beliau membina masyarakatnya dengan sekuat tenaga, dan setiap waktu dihabiskan hanya untuk mereka. Sifat Nabi Muhammad Saw ini dijelaskan di beberapa ayat sebagai berikut:

"Katakanlah: "Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras". (QS. Saba': 46)

"Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru".
(QS. an-Najm [53]: 2)

"Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila".
(QS. at-Takwir [81]: 22)

Orang-orang beriman yang merasakan ketulusan kasih sayang Nabi Muhammad Saw dan menggangap beliau jauh lebih dekat daripada kedekatan mereka dengan saudaranya sendiri, dan benar-benar merendahkan hatinya kepada beliau. 
Dalam ayat ini, Allah Swt menyatakan :

"Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka". 
(QS.  al-Ahzab: 6).

Imam Ghazali menyatakan bahwa: 
- Semua orang menganggap bahwa Nabi Muhammad Saw dihormati lebih dari siapapun. 
- Siapa pun yang datang kepadanya bisa melihat wajahnya.
- Beliau memanggil para sahabatnya dengan nama panggilan yang sopan dan beliau memberikan nama panggilan jika sahabatnya tersebut belum mempunyai nama panggilan.
- Beliau sangat berprilaku baik bila bertemu dengan orang lain.
- Tidak seorang pun dapat berbicara keras kepada beliau.

Begitulah cinta Nabi Muhammad Saw kepada sesama manusia, kehalusan budi pekerti dan kasih sayangnyalah yang akhirnya merubah orang-orang di sekelilingnya mau menerima agama Islam dan menyelamatkan hati mereka dalam keimanan, dan itulah contoh moralitas unggul yang seharusnya dipunyai oleh semua muslim.

Semoga kita dapat meneladani sikap dan kepribadian beliau dalam prilaku sehari-hari, aamiin.

Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.