Cari Blog

Minggu, 29 Januari 2012

Akhlak Nabi SAW: Klasifikasi Akhlak Mulia


Ibnu Qayyim Al-Jauziyah membagi akhlak mulia dalam dua klasifikasi;
- Akhlak mulia kepada Allah SWT, dan
- Akhlak mulia kepada para makhluk-Nya.

Akhlak mulia kepada Allah bermakna meyakini segala sesuatu yang berasal dari diri kita, pasti memungkinkan terjadinya kesalahan sehingga kita perlu memohon ampunan. Adapun segala sesuatu yang berasal dari Allah SWT patut disyukuri. Jadi, kita harus senantiasa bersyukur, memohon ampunan-Nya, mendekat kepada-Nya, serta berusaha menelaah dan mengintrospeksi diri.

Akhlak mulia kepada makhluk terangkum dalam dua hal, yaitu:
- Banyak mengulurkan tangan untuk amal kebajikan, serta
- Menahan diri dari perkataan dan perbuatan tercela.

Kedua hal ini mudah dilakukan jika memiliki 5 syarat, yaitu;
- ilmu,
- kemurahan hati,
- kesabaran,
- kesehatan jasmani, dan
- pemahaman yang benar tentang Islam.

* Dengan ilmu seseorang dapat mengenal dan mengetahui akhlak mulia dan akhlak tercela.

* Kesederhanaan adalah sikap kemudahan memberikan sesuatu kepada orang lain sehingga menjadikan nafsunya bersedia mengikuti kata hati yang baik.

* Sabar merupakan sifat yang sangat penting karena jika seorang hamba tidak dapat bersabar atas apa yang menimpa dirinya, maka ia tidak akan berhasil mencapai derajat luhur.

* Fisik yang sehat dibutuhkan karena Allah telah menciptakan manusia dengan karakteristik mudah mencerna dan cepat meresap nilan-nilai kebajikan.

* Memahami Islam dengan baik juga dibutuhkan karena hal itu merupakan dasar untuk melakukan sifat-sifat mulia. Dengan begitu, tindakan yang didasarkan pada akhlak mulai dapat "diakui" oleh sang Pencipta.

Semakin kuat dan mantap keyakinan seseorang bahwa kelak akan memperoleh pahala yang pasti diterimanya, semakin mudah pula ia melewati latihan berakhlak mulai. Di samping itu, ia semakin mudah menikmati ketenteraman hati.

Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.